Tugas Memproduksi Pantun dan Mengabstraksi Pantun

Tugas Memproduksi Pantun dan Mengabstraksi Pantun

Nama : Rizki Ismawati

Kelas : 3 C MIA

Mapel : Bahasa Indonesia

A.   Memproduksi Pantun

a.    Baju putih abu-abu

Belinya di Pasar Kepayang

Buat apa mempunyai banyak ilmu

Kalau hidup tak pernah sembahyang

b.    Penuhi air dengan tempayan

Airnya untuk menyiram bunga

Berlomba-lombalah dalam kebaikan

Kelak kamu akan masuk surga

c.    Bunga mawar kering daunnya

Jangan lupa untuk menyiramnya

Begitu banyak nikmat yang kita punya

Jangan lupa untuk mensyukurinya

d.    Burung merpati terbang ke udara

Terbang hingga ke Tanjung China

Jangan membantah perintah orang Tua

Kelak kamu akan hidup bahagia

e.    Hari jumat pakai baju batik

Hari sabtu pakai baju pramuka

Kalau kamu cantik

Terus yang jelek seperti apa

f.     Pergi ke pesta pakai gaun

Gaunnya warna merah marun

Sungguh cantik gadis bergaun

Tapi sayang dia punya jakun

g.    Ke pasar beli mentimun

Tidak lupa membeli kentang

Hati siapa tak karuan

Melihat orang botak ingin di kepang

h.    Jalan-jalan ke Pasar Baru

Tidak lupa membeli buah semangka

Apakah kamu tahu

Hewan apa kakinya di kepala?  (Kutu Kepala)

i.      Matahari begitu terik

Hujan pun tak turun-turun

Benda apa yang akan naik

Jika saja hujan turun (Payung)

j.      Makan ketupat campur gulai

Gulainya gulai lembu

Kulihat wajahmu manis sekali

Ingin sekali jadi kekasihmu

B.   Mengabstraksi Pantun

Bunga mawar kering daunnya

Jangan lupa untuk menyiramnya

Begitu banyak nikmat yang kita punya

Jangan lupa untuk mensyukurinya

Bahagia Ketika Dapat Mensyukurinya

Pagi hari di lorong sekolah Nita berjalan lunglai sambil melamun.

Lisa     : Der... Ngelamun aja (Sambil menepuk pundak Nita)

Nita     : Subhanallah... (Nita terkejut tangannya sambil memegang dada)

Lisa     : Memang ada masalah apa Nit? Coba ceritain ke aku. Siapa tahu aku bisa membantu.

Nita     : Begini Lis, kakakku yang di Jakarta mau membelikan aku Handphone. Harganya sekitar 3 juta. Tapi kakakku bilang, suruh tanya dulu ke Ibuku sama Ayahku boleh apa enggak. Eh! Gak taunya suruh beli handphone yang murah aja. Aku kan jadi kesel! (dengan nada jengkel)

Lisa     : Jadi begitu, kamu jangan marah-marah dulu sama ibu dan Ayahmu, siapa tahu uangnya untuk kebutuhan yang lain. Apalagi bulan depan kita mau studitour. Kan kasihan juga orang tua kamu, sudah SPP mahal ditambah buat biaya yang lainnya.

Nita     : Iya si Lis, tapi kan yang membelikan Handphonenya kakakku, bukan Ayah sama Ibuku!

Lisa     : Kamu itu harusnya bersyukur, bisa beli ini itu, ikut jalan-jalan, meraskan Sekolah tanpa memikirkan biaya. Coba lihat yang lain, belum tentu bisa seperti kamu. Banyak anak sepantaran kita yang tidak bisa sekolah dan mereka bekerja banting tulang untuk menghidupi keluarganya.

Nita     : iya lis, benar juga ucapanmu. Harusnya aku berfikir lebih dewasa. Kasihan juga orang tuaku. Bekerja banting tulang tiap hari hanya untuk masa depanku. Tapi, aku tak pernah mensyukurinya. Terimakasih atas nasihatmu Lis.

Lisa     : Iya, sama-sama. Sesama teman kan harus saling mengingatkan.

Nita memeluk Lisa dan tersenyum padanya

Lisa     : Gitu dong! Jangan cemberut terus, kan enak ngeliatnya hehehe.

Bel masuk berdering, mereka langsung lari menuju kelasnya.